Nasionalisme.. Sebuah makna bagiku

Alhamdulillah akhirnya saya bisa kembali lagi ke blog. Sebenarnya sudah cukup lama saya ingin menulis posting, apalagi setiap hari saya menghabiskan banyak waktu di depan laptop. Namun karena harus menyusun buku, soal, proposal, dan mengisi update berbagai group di facebook, akhirnya baru hari ini bisa masuk lagi ke wordpress walau sekadar mengintip dan mengguratkan isi hati di sini.

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Mungkin beberapa minggu yang lalu, negeri ini dibuat ramai dan meriah oleh pertandingan sepak bola. Ribuan penonton rela mengantri dan berdesakan untuk membeli tiket bahkan sampai ada yang pingsan dan meninggal. Tak hanya sampai di situ, semangat mereka semakin menggelora ketika mereka membeli baju berwarna dan berlogo senada dengan kostum timnas, mengecat pipi kiri dan kanan dengan cat merah putih, membeli topi-topi dan pernak pernik lainnya. Dan puncaknya, mereka berteriak dengan semangat membara untuk mendukung tim kesayangan mereka, tim garuda.

“Ini menunjukkan bahwa nasionalisme masyarakat Indonesia benar-benar sangat kuat!” , begitu kata salah satu pembawa berita di media.

Namun izinkanlah saya unjuk bicara mengenai masalah ini..

Mungkin saya adalah salah satu dari sekian orang yang tidak berapresiasi positif dengan huru-hara ajang sepak bola tersebut. Dan saya sempat dicap sebagai “mahasiswi yang tidak nasionalis” oleh suatu oknum, namun saya berupaya menahan diri untuk tetap tenang dan mencari waktu yang tepat untuk menjelaskan semua. (mohon dicatat, yang tidak saya setujui adalah kemeriahan acara tersebut)

NASIONALISME?

ISLAM DAN NASIONALISME BERTENTANGAN?

Baiklah, saya akan menyampaikan analisa dan isi hati saya sebagai seorang muslim..

Nasionalisme seperti apa yang dimaksud?

Mendahulukan kepentingan kerabat dan orang-orang yang dekat memang hal yang dibenarkan. Ketika nasionalisme dipandang sebagai suatu cara untuk mempererat persaudaraan di dalam suatu negeri, maka saya sangatlah mendukung. Membela tanah air dalam kebaikan yang diniatkan karena Allah, adalah suatu jihad yang tak ternilai kemuliaannya.

Banyak orang yang menyatakan bahwa islam menentang nasionalisme. Ya! Tapi lihat dulu nasionalisme seperti apa yang ditentang..

Ketika nasionalisme itu ditanamkan sebagai pembawa mudharat bagi seorang negarawan, ketika nasionalisme digunakan sebagai alat untuk menganggap bangsanya adalah bangsa yang paling baik dan berkuasa, ketika nasionalisme adalah sarana untuk memecah belah dan bermusuhan dengan bangsa lain, maka tidaklah Islam mengajarkan itu semua kepada kita.

Nasionalisme muslim adalah pembelaan tanah air karena panggilan dari Allah dan diniatkan untuk Allah. Tidak menyembah negeri, karena seorang mu’min tidak akan mau berpegang dan menyembah kepada sesuatu yang kecil dan tidak kekal, melainkan menyembah hanya kepada Allah. Mu’min bersumpah bukan atas nama negeri, tapi nama Allah. Bukan bismi Negeri, tapi bismillah..

Menyelamatkan dan memakmurkan setiap jengkal tanah muslim adalah kewajiban. Menyenangkan hati keluarga dan bangsa karena prestasi positif yang dicapai merupakan ibadah jika diniatkan karena Allah.

Jika boleh menggugat, maka saya ingin menggugat! Tidak, tapi saya tidak akan menggugat.. Saya hanya ingin bertanya kepadamu dari hati ke hati..

Assalamualaikum.. (salam saya ucapkan sembari saya mengetuk pintu di hatimu.. mohon dibuka ya saudaraku.. karena aku ingin berbicara kepadamu..)

Saudaraku, berapa harga baju yang kau beli untuk mendukung tim kesayanganmu? 50ribu? 100ribu? Saudaraku, mari layangkan pikiran dan hati kita ke barak pengungsian bencana wasior di sudut timur sana.. Mereka kedinginan dengan pakaian yang terbatas dan seadanya.. Bencana mungkin sudah lama, tetapi mereka masih tak punya kuasa untuk memulihkan semua..

Pantaskah kita gaungkan nasionalisme di ibukota, mengaku bahwa kita mencintai Indonesia, namun menelantarkan saudara yang meratap sedih di sudut sana.. Itukah nasionalisme bagimu?

Saudaraku, jauh-jauh kau datang dari Malang, dari Bandung, kau beli tiket kereta dan pesawat, agar kau bisa berteriak dan bernyanyi secara langsung di pinggir lapangan, agar tim kesayanganmu bersemangat memenangkan pertandingan.

Saudaraku, di pengungsian merapi ada banyak nenek dan kakek yang batin dan jiwanya terguncang. Mereka tidak mau berbicara, tidak mau makan, seolah menjadi patung bernyawa. Lalu mengapa tidak kau beli tiket kesana dan habiskan suaramu untuk memberikan semangat dan menghibur mereka?

Tidak, aku tidak melarangmu untuk menonton dan mendukung, aku berusaha hanya memberikan opsi yang kurasa lebih baik dan mulia.

Hemm, mungkin memang telah berlalu.. Tapi semoga kita bisa menuai pelajaran..

Saudaraku, jangan kita mengatasnamakan nasionalisme dengan menghina saudaramu di negeri sana. Karena mereka adalah saudara kita juga.. Islam mengajarkan kepada kita untuk saling menghormati, menghargai, dan menolong tanpa kenal batas wilayah..

Saudaraku, Islam itu lengkap, yang juga mengajarkan kepada kita tentang nasionalisme.. Ayo saudaraku, mari kita selamatkan negeri kita dari keterpurukan. Selamatkan tanah air kita dari penjajahan. Jadikan Indonesia menjadi Indonesia yang lebih baik.. karena Allah..

 Saudaraku, setiap muslim dengan muslim yang lain adalah bersaudara. Dan persaudaraan adalah ikatan yang sangat erat dan dekat. Kau bisa simpulkan, “setiap muslim adalah dekat”..

Ini menunjukkan bahwa penyelamatan setiap jengkal tanah muslim (dimanapun itu) adalah bagian dari nasionalisme..

Semoga nasionalisme ini juga berlaku di hati kita untuk berjuang membantu saudara-saudara kita di Palestina dan negeri islam lainnya.

Bukan, bukan hanya negeri islam, tapi memang kita harus berjuang untuk membela semua yang haq dan menumpas yang bathil.

Semoga Allah senantiasa meluruskan hati kita di jalan-Nya. Amiin

About ariyanititin

manusia
This entry was posted in Kajian. Bookmark the permalink.

Leave a comment